Jawalogger

Jika jalan-jalan ke kota Solo, Jawa Tengah, tidak lengkap rasanya kalau melewatkan tempat yang satu ini, Kraton Surakarta Hadiningrat. Letaknya di pusat kota membuatnya mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi, becak, ojek, maupun taksi. Di sini, Anda akan banyak belajar tentang sejarah dan kebudayaan Keraton Surakarta terutama Kraton Kasunanan. Anda cukup membayar Rp 10.000,- saja per orang untuk dapat menikmati suasana di dalam keraton. Jika Anda ingin mengetahui bagaimana seluk beluk dan sejarah keraton, Anda bisa juga menyewa seorang pemandu wisata (tour guide) agar bisa tahu lebih rinci mengenai Keraton Solo ini. Di dalam keraton, Anda akan disuguhi nuansa remang-remang khas museum yang berisi benda-benda bersejarah seperti keris, tombak, meja kursi, perabotan, koin uang kuno, sendok kuno, pistol kuno, keris kuno, pedang kuno, dan berbagai barang kuno lainnya yang bernilai tinggi. Anda bisa berswafoto maupun berfoto bersama keluarga dengan latar belakang suasana k

Batik mengalami penurunan sejak tahun 1970-an hingga pertengahan 2000-an. Titik terendah terjadi pada akhir 2004. Akhirnya masyarakat Laweyan di bawah Forum bersatu padu mengadakan gerakan penyelamatan batik. Setelah batik diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia, industri batik pun mengalami kebangkitan.  Kampung Batik Laweyan Solo Laweyan berasal dari kata "lawe" yang berarti benang. Pada masa kerajaan Pajang, kawasan Laweyan merupakan pusat perdagangan benang untuk pembuatan tenun. Pada awal 20 tren industri batik mengalami pertumbuhan psesat dan banyak saudagar-saudagar kaya lahir di kampung ini salah satunya K.H. Samanhudi. Pada zaman kolonial Belanda, K.H. Samanhudi memelopori gerakan perjuangan menghadapi Belanda dengan membentuk sarekat Dagang Indonesia untuk melindungi para pedagang pribumi. Pada tahun 2005, Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan, kampung Laweyan dijadikan sebagai kawasan wisata terpadu. Pada tahun 2006 Pemerintah Kota Solo men