Ujian Kesabaran di Saat Kemarau Panjang

Musim kemarau, entah kapan akan berakhir? Sudah kurang lebih tujuh bulan hujan sudah tidak turun. Khususnya di daerah tempat saya tinggal. Sumber air kian menipis. Bahkan di rumah tinggal saya, air tidak keluar. Kalaupun ada, itupun cuma dapat setengah ember dengan menyalakan mesin pompa air selama setengah jam.
Jalan satu-satunya yang kami lakukan adalah mencari air ke tempat lain. Syukurlah, ada tetangga yang sangat baik hati merelakan air untuk kami ambil sedikit. Alhamdulillah, dengan beberapa ember sudah bisa dipakai untuk mencuci piring. Sedangkan untuk mandi dan mencuci pakaian bisalah di tempat lain, Musala atau masjid misalnya. Kamipun Sekarang mesti terbiasa dengan laundry untuk mencuci pakaian kami.

Jika merasakan apa yang kami alami saat ini, bersyukur kami rasanya dengan apa yang kami dapatkan. Sekecil apapun itu. Mungkin kami masih lebih beruntung dibandingkan saudara-saudara kita yang bahkan harus mengandalkan pasokan air dari wilayah lain. Mereka harus menunggu dan mengantre untuk sekadar mendapatkan beberapa ember air.

Sudah semestinya syukur menjadi landasan kita dalam setiap detik kehidupan. Tidak lupa bersabar dan berdoa, semoga ujian ini mampu kita lewati dengan baik tanpa rasa buruk sangka kepada Sang Pencipta.

Artikel Lainnya

Contoh Teks Deskripsi Bahasa Jawa Tentang Candi Borobudur

Karangan Narasi Dalam Bahasa Jawa Beserta Contoh dan Terjemahannya

Contoh Percakapan Bahasa Jawa Antara Bapak dan Anak