Bedug, riwayatmu kini....
Familiar dengan gambar di bawah ini Lurr? Alat ini dulu sering digunakan sebagai penanda waktu salat sudah tiba. Sebelum adzan dikumandangkan, biasanya muadzin akan memukul bedug dengan irama tertentu dan khas. Selain bedug, ada kentongan yang mendampinginya. Kedua alat ini seakan tak terpisahkan di tempat ibadah umat Islam jaman dulu. Mungkin sekarang dan juga yang masih menggunakannya, meskipun tidak sebanyak dulu.
Khususnya masjid-masjid yang sudah berumur lama. Biasanya masih menempatkan bedug dan kentongan di area bangunan.
Kalaupun tidak dipakai, tetap masih memiliki nilai-nilai religius di kalangan Muslim Nusantara, khususnya di pulau Jawa.
Bedug pun juga dibuat dengan bentuk dan corak yang menarik. Misalnya, memberikan ukiran pada kayu-kayu penyangganya. Kemudian diberikan pula ukiran berupa kaligrafi Arab.
Ini menjadi tanda akulturasi antara budaya lokal dan agama Islam yang dimanfaatkan para penyebar Islam jaman dulu untuk menarik warga lokal kepada agama ini.
Namun, seiring perkembangan jaman, bedug semakin terpinggirkan. Banyak masjid baru dibangun, tapi tidak lagi memiliki bedug.
Teknologi juga membuat alasan mengapa bedug tak digunakan lagi. Penggunaan mikrofon yang mampu menjangkau wilayah lebih luas juga merupakan faktor terpinggirkannya bedug.
Pelestarian bedug juga masih terus dilakukan terutama pada kalangan pesantren, terutama pada saat acara-acara keagamaan seperti takbiran dan lain-lainnya. Inilah pertanda bahwa masih ada yang peduli dengan keberadaan bedug.