Inilah 3 Makanan dan Minuman Yang Harus Dihindari Untuk Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Ketika detak jantung berhenti, maka itulah akhir dari kehidupan seorang manusia. Sebagai organ yang tubuh, jantung memegang peranan yang sangat penting bagi tubuh. Adanya jantung menjamin aliran darah, oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Jika jantung sehat maka distribusi menjadi lancar. Jika jantung mengalami masalah, kesehatan manusia terganggu dan berdampak pada aktivitas mereka.
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit paling mematikan tertinggi di dunia bahkan di Indonesia. Inilah sebabnya, badan-badan kesehatan maupun kementerian kesehatan sangat menaruh perhatian pada kesehatan jantung masyarakat.
Dengan menjaga kesehatan jantung, maka kesempatan untuk menjadi lebih sehat dan panjang umur semakin besar. Untuk itu, diperlukan pengetahuan supaya bisa mendapatkan jantung yang sehat.
Salah satunya, mengetahui jenis-jenis makanan dan minuman apa saja yang sebaiknya dihindari untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Daging olahan
Anda pasti sering menjumpai berbagai daging olahan di toko swalayan atau supermarket misalnya sosis dan kornet. Tahukah Anda, daging olahan diawetkan dengan garam, nitrit dan bahan-bahan pengawet lainnya. Berdasarkan sebuah studi, daging olahan merupakan salah satu jenis daging terburuk untuk kesehatan jantung.
Daging olahan dianggap sangat tidak baik bagi jantung karena kandungan garam dan bahan-bahan pengawet di dalamnya kemungkinan bisa menimbulkan masalah pada kesehatan jantung.
Tulisan ini tidak melarang Anda mengonsumsi daging, khususnya daging olahan. Tapi, harus ada batasnya. Sebaiknya tidak mengonsumsinya setiap hari untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Makanan olahan
Sekarang ini, kita sering menemui atau bahkan mengonsumsi aneka makanan olahan yang ada di pasaran. Sebut saja, biskuit, donat, gorengan, dan makanan-makanan cepat saji. Mengapa makanan olahan tidak baik bagi jantung?
Yang namanya makanan olahan pasti melewati masa pemrosesan. Pada pemrosesan tingkat tinggi zat-zat yang menyehatkan dari makanan seperti serat, fitokimia, mineral dan asam lemak justru hilang.
Tahap pemrosesan juga menambahkan bahan-bahan lain seperti bahan pengawet, garam, natrium dan lainnya yang menjadikan makanan hasil olahan kurang sehat.
Oleh karena itu, sebelum membeli makanan olahan, sebaiknya baca label makanan dengan seksama dan hati-hati.
Asosiasi Kesehatan Amerika (The American Health Association) merekomendasikan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 14 gram lemak jenuh dan 2 gram lemak trans.
Minuman bersoda dan yang bergula
Anda sering minum minuman bersoda, minuman berenergi, sirup atau minuman rasa buah?
Tahukah Anda, minuman-minuman tersebut mengandung kalori tinggi. Jadi, memiliki dampak seperti karbohidrat. Jika meminumnya terus menerus, ada kemungkinan berat badan naik. Ini tentunya akan memicu kelebihan berat badan atau obesitas.
Anda pun sangat memahami bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung.
Berdasarkan penemuan para peneliti, kebiasaan minum minuman bersoda dapat menimbulkan risiko fungsi jantung rusak, detak jantung tidak teratur, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Jika Anda ingin tetap mengonsumsi minuman bersoda, mungkin bisa mempertimbangkan saran dari para peneliti, sebaiknya minum minuman bersoda tidak lebih dari 473 mililiter per hari.
Dari jenis-jenis makanan dan minuman yang buruk jantung di atas, dapat disimpulkan bahwa sebaiknya kita mengurangi atau menghindari jenis makanan dan minuman yang mengandung zat-zat yang dilarang.
Garam
Batas asupan garam normal adalah 2.300 miligram per hari atau kira-kira satu sendok teh. Untuk yang lebih tua, umur 51 tahun ke atas, direkomendasikan 1.500 milligram per hari.
Mengurangi asupan garam harian dapat membantu menurunkan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung.
Gula tambahan
Gula tambahan mengandung kalori tinggi namun rendah nutrisi. Inilah yang sebaiknya dihindari dalam menu sehari-hari.
Asupan gula tambahan sering dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi dan kadar trigliserida yang tinggi, faktor risiko penyakit jantung, jika dalam kadar tinggi.
Periksa label kemasan untuk mengetahui apakah makanan atau minuman tersebut mengandung gula tambahan misalnya glukosa, laktosa, fraktosa dan sukrosa. Cara ini dilakukan agar Anda dapat memantau asupan gula dalam tubuh.
Lemak jenuh
Daging merah, susu dan aneka produk susu, gorengan merupakan makanan tinggi lemak jenuh yang bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL sehingga lama kelamaan menumpuk pada arteri dan menjadi plak. Jika ini terjadi, maka risiko terkena penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung dan stroke semakin besar.
Anda dapat mengonsumsi ikan dan kacang-kacangan untuk menggantikan daging merah untuk asupan lemak.
Lemak trans
Lemak trans sangat berbahaya bagi kesehatan jantung. Anda sebaiknya menjauhi lemak trans ini.
Lemak trans juga dapat meningkatkan kadar LDL atau kolesterol jahat dan menurunkan kadar HDL atau kolesterol baik dalam tubuh. Berapa asupan lemak trans yang direkomendasikan?
Menurut The American Health Association, sebaiknya Anda membatasi asupan lemak trans sebanyak 1% dari total kalori harian. Kurangi atau hindari makanan gorengan dan makanan yang digoreng untuk mengurangi risiko penyakit jantung.