Lazio vs Juve 1-2, Si Nyonya Tua Makin Digdaya, Rindu Kebangkitan Inter dan Milan

Siapa bisa menghadang Juventus musim ini? Kemenangan teranyar mereka atas Lazio akhir pekan lalu semakin meneguhkan dominasi Si Nyonya Tua di Serie A. Mereka sekarang kokoh di puncak klasemen sementara dengan 59 poin. Unggul sembilan angka atas rival mereka selama enam musim terakhir, Napoli.

Selama enam musim terakhir, Napoli bersama Roma silih berganti meramaikan perburuan gelar scudetto melawan Juventus. Sayangnya, kedua tim belum mampu mematahkan tradisi juara klub asal Turin tersebut. Masing-masing mendapatkan jatah tiga kali runner up.

Berdasarkan statistik ini, ada harapan dua tim musuh yang “lebih mumpuni” untuk mendobrak dominasi Juventus yaitu Inter Milan dan AC Milan. Dua tim asal Milan memang lebih pantas menjadi musuh tradisional. Masing-masing telah mengantongi 18 gelar juara Serie A.

Terakhir kali Inter Milan menjadi scudetto pada musim 2009/2010 yang merupakan gelar kelima mereka secara beruntun sejak 2006. Setelah itu, tim tetangganya, AC Milan meraih gelar ke 18 mereka pada musim 2010/2011.

Dominasi duo Milan berakhir sejak saat itu. Inter Milan mulai menurun performanya. Sedangkan AC Milan kehilangan pemain-pemain bintang mereka, termasuk Andrea Pirlo yang hijrah ke Juventus.

Sebuah keputusan yang tepat. Kehadiran Pirlo menandai kebangkitan Si Nyonya Tua setelah tujuh musim nirgelar.

hasil lazio vs juventus

Tujuh gelar secara beruntun...

Di bawah arahan Antonio Conte, Juventus menjelma menjadi kekuatan menakutkan di liga lokal. Pada musim 2011/2012, mereka sukses menggondol juara Serie A ke 28 dan mengalahkan rival mereka AC Milan, yang pada saat itu masih diperkuat striker Zlatan Ibrahimovic. Sejak musim inilah, kekuatan AC Milan perlahan-lahan menurun. Masalah keuangan menjadi permasalahan yang tidak kunjung selesai.

Mulai musim 2012/2013, Juventus menemui rival sengit baru, Napoli. Tim kebanggan kota Naples tersebut diperkuat striker yang kini membela PSG, Edinson  Cavani. Sayangnya, predikat top skorer Serie A dengan 29 gol, tidak mampu membawa timnya menjadi juara. Lagi-lagi, Juventus mengklaim gelar juara kedua secara beruntun.

Dua musim berikutnya, AS Roma hadir sebagai kandidat juara. Namun, selama dua musim tersebut, tim Serigala Roma juga hanya mampu bertengger di posisi kedua klasemen akhir. Juventus meraih gelar juara Liga Italia empat musim berturut-turut.

Selama tiga musim berikutnya, Napoli dan Roma secara bergantian terus berusaha membayangi Si Nyonya Tua demi meraih juara. Tapi apa daya, mereka kembali gigit jari setelah Juventus meraih tujuh gelar Serie A secara beruntun. Ini merupakan sejarah baru di pentas tertinggi Liga Italia, di mana sebuah tim mampu mempertahankan gelar tujuh kali berturut-turut.

Ronaldo datang, Juve makin trengginas….

Musim panas lalu, Juventus membuat kejutan dengan mendatangkan superstar Real Madrid, Cristiano Ronaldo. Kehadiran sang bintang tersebut tentu berhasil mendongkrak pamor Liga Italia.

Si Nyonya Tua juga mendapatkan satu tambahan kekuatan menakutkan di lini depan. Ronaldo nangkring di posisi kedua daftar klasemen pencetak gol terbanyak dengan raihan 15 gol. Ini membuktikan bahwa daya sihir Ronaldo di lapangan hijau masih sangat kuat.

Kemenangan di kandang Lazio 1-2, semakin menguatkan prediksi, juara Serie A tidak lain tidak bukan, Juventus semata.

Rasa-rasanya sulit untuk para rival terdekat mereka seperti Napoli dan Inter Milan mengejar Si Nyonya Tua.

Gelar kedelapan secara beruntun ada di depan mata.

Rindu kebangkitan Inter dan Milan…..

Kebangkitan dua musuh bebuyutan Juventus, Inter dan Milan masih ditunggu kalangan pecinta sepakbola Italia. Hanya kedua tim inilah yang secara tradisional dinilai mampu menggoyang singgasana Juventus dalam beberapa tahun mendatang.

Posisi kedua tim di klasemen sementara musim ini, Inter di peringkat tiga sedangkan Milan posisi keempat.

Jika diamati kondisi mereka saat ini, kebangkitan masih berjalan perlahan. Belum terlalu kelihatan. Inter masih belum menemukan performa terbaik mereka dan masih belum konsisten.

Apalagi Milan, pasukan Gennaro Gattuso tersebut memang masih belum layak bersaing di perebutan gelar juara. Namun, di bawah kepemilikan baru, rasa-rasanya kita patut sangat berharap mereka akan mampu kembali berjaya dalam beberapa tahun mendatang.

Rindu akan kebangkitan dua tim besar, nama besar, sejarah besar yang bisa melawan dominasi Juventus.

Artikel Lainnya

Contoh Teks Deskripsi Bahasa Jawa Tentang Candi Borobudur

Karangan Narasi Dalam Bahasa Jawa Beserta Contoh dan Terjemahannya

Contoh Percakapan Bahasa Jawa Antara Bapak dan Anak