Belangkas, Hewan pemenang Evolusi Yang Terancam Punah
Pasukan TNI Angkatan Laut RI berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 7.000 belangkas dari Aceh ke Thailand, Senin (28/01/2019). Kapal penyelundup tersebut ditangkap saat melewati perairan Aceh Timur. Ternyata, para pelaku merupakan nelayan asing yang menggunakan bendera Indonesia untuk mengelabui petugas keamanan.
Namun, bukan masalah kriminal yang ingin saya bahas di tulisan ini.
Ada yang menarik perhatian dan membuat penasaran saya mengenai belangkas tersebut. Setelah membaca sebuah berita online, saya baru mengetahui bahwa hewan ini merupakan hewan dilindungi. Jadi, pantas saja menjual belangkas adalah kegiatan ilegal.
Tahukah Anda, belangkas termasuk salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia berdasarkan SK Menhut No 12/Kpts/II/1987. Jika melakukan perdagangan belangkas secara ilegal dan tertangkap petugas, maka siap-siap saja terkena denda atau hukuman penjara.
Mengapa belangkas begitu dilindungi oleh negara? Apa istimewanya binatang ini?
Belangkas atau horsehoe crab (keptiting tapal kuda) merupakan hewan unik yang hidup di kawasan pesisir Asia Pasifik, Asia Selatan, & Amerika Utara bagian tenggara. Binatang ini masih sekerabat dengan kepiting, kelabang, serangga dalam filum Arthropoda.
Para ilmuwan menemukan bahwa belangkas sudah ada sejak 450 juta tahun lalu sebelum dinosaurus ada. Mereka mampu bertahan dan berevolusi selama ratusan juta tahun lamanya. Hebatnya lagi, mereka melewati lima masa kepunahan masal. Tidak heran para ilmuwan menjulukinya sebagai pemenang evolusi.
Bentuknya tubuhnya menyerupai ikan pari dengan cangkang keras berwarna kecoklatan melindungi tubuhnya. Menariknya, belangkas mempunyai sembilan buah mata yang terletak di sisi kepala 1 buah, di bagian depan ada 5, serta 2 mata di bagian bawah kepala.
Seperti yang sudah Anda baca di atas, belangkas masuk ke dalam filum Arthropoda. Kaki-kakinya menyerupai kaki kepiting atau kelabang. Ada sebanyak enam pasang kaki milik belangkas dengan fungsi berbeda.
Sepasang kaki pertama berfungsi untuk memegang dan memasukkan makanan ke dalam mulut. Sepasang kaki kedua dipakai belangkas untuk berjalan. Sementara, empat pasang kaki lainnya berguna untuk menambah daya dorong saat belangkas bergerak.
Belangkas memiliki panjang maksimal 60 cm di mana ukuran tubuh betina lebih besar daripada pejantan.
Belangkas termasuk hewan nokturnal
Belangkas lebih aktif pada malam hari, terutama ketika bulan purnama. Pada saat tersebut, belangkas biasanya memburu binatang-binatang dasar laut seperti cacing laut, ikan-ikan kecil hingga kerang.
Belangkas memiliki rambut-rambut kecil di sekitar mulutnya yang berguna untuk mengendus bau mangsanya. Belangkas juga sering mengais-ngais pasir laut di mana calon mangsanya tersebut bersembunyi.
Saat musim kawin tiba….
Ketika datang musim kawin, para belangkas melakukan migrasi ke daerah pesisir pantai dan perairan dangkal. Belangkas pejantan akan mencari betina untuk dikawini. Bahkan, satu ekor belangkas betina bisa kawin dengan puluhan pejantan.
Pada masa perkawinan, belangkas betina akan membuat lubang untuk meletakkan telur-telurnya. Biasanya, belangkas betina mengeluarkan 120.000 butir telur. Kemudian, belangkas pejantan membuahi telur-telur yang dikeluarkan betina. Sayangnya, tidak semua telur mampu bertahan hidup sampai dewasa.
Setelah 2 hingga 5 minggu, telur-telur belangkas akan menetas. Telur akan semakin cepat menetas jika suhu semakin hangat. Telur-telur yang menetas mengeluarkan larva-larva yang hidup di dalam pasir selama berminggu-minggu.
Pada saat air pasang, larva-larva tersebut berkembang dan memasuki masa planktonik. Mereka hidup di dalam laut. Sedangkan makanannya, plankton-plankton belangkas tersebut masih mengandalkan cadangan kuning telur.
Setelah seminggu hidup melayang-layang di lautan, larva-larva belangkas jatuh ke dasar lautan. Mereka memasuki masa juvenil. Pada fase inilah, bentuk dan perilaku belangkas sudah mulai menyerupai belangkas dewasa.
Pada masa pertumbuhannya, belangkas berulang kali mengganti kulit. Setiap fase pergantian kulit, tubuhnya bertambah besar 25% sampai 30%.
Sayangnya, belangkas bukanlah hewan yang cepat bertumbuh. Mereka membutuhkan waktu 9 tahun untuk mencapai kematangan.
Seharusnya, masa hidup maksimal belangkas adalah 40 tahun. Namun, karena berbagai faktor, mereka rata-rata hanya mampu hidup sampai usia 12 tahun saja.
Kenapa mereka dilindungi, apa manfaat mereka?
Jumlah belangkas di alam liar semakin menurun. Ini karena keberadaan manusia yang memanfaatkan tubuh belangkas untuk berbagai keperluan.
Pada awal abad 20, manusia menangkap belangkas dalam jumlah besar dan ,menjadikannya sebagai umpan sidat & siput laut besar.
Bukan hanya di sektor perikanan saja, manusia juga memanfaatkan darah belangkas menjadi senyawa Limulus Amebocyte Lysate (LAL). Senyawa digunakan menguji kontaminasi bakteri.
Berbagai produk kosmetik seperti lensa kontak, krim kulit, penambal luka jahitan kepala, & kitosan (chitosan) merupakan hasil olahan dari cangkang belangkas.
Bahkan, di beberapa negara, belangkas dimanfaatkan sebagai bahan pangan.
Populasi belangkas terancam punah….
Pemanfaatan belangkas yang semakin masif membuat populasinya kian terancam punah. International Union for the Conservation of Nature bahkan menandai belangkas Atlantis sebagai binatang yang rawan punah.
Manusia ternyata bukan satu-satunya sebab terancam punahnya belangkas. Reklamasi pantai dan naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim juga dapat menghilangkan habitat belangkas untuk berkembang biak.
Sungguh sangat disayangkan jika belangkas punah dari muka bumi. Maka dari itu, kita harus menghargai usaha pemerintah dalam melindungi belangkas dari perdagangan ilegal. Ini merupakan salah satu cara agar belangkas tetap eksis hingga tahun-tahun mendatang.
Masyarakat sekitar habitat belangkas juga perlu diberikan edukasi untuk melindungi belangkas dan tidak memburunya. Cara ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi kelangsungan hidup belangkas.
Dari berbagai sumber