Bagaimana Cara Untuk Mengatasi Obesitas? Ini Dia Tips Untuk Anda...
Titi Wati akhirnya dievakuasi pihak Pemda Palangkaraya. Wanita 37 tahun tersebut mengalami obesitas parah. Sejak enam tahun terakhir, berat badannya terus naik, dari 60 kilogram hingga 350 kilogram. Dengan berat badan tersebut, Titi tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk berdiri. Dia hanya bisa tengkurap. Kondisi obesitasnya membuat berbagai media memberitakannya. Akhirnya, Titi Wati pun dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan menurunkan berat badannya.
Tahun lalu, juga pernah muncul berita mengenai seorang bocah asal Karawang yang memiliki berat badan 192 kilogram. Dengan berat badan seperti itu, dia hanya bisa berbaring di rumah dan tidak bisa bermain seperti anak-anak seusianya. Bahkan berita tentang dirinya menyebar ke luar negeri. Arya juga disebut-sebut sebagai anak paling gemuk di dunia. Melalui tindakan operasi oleh tim dokter ahli, berat badannya berhasil turun hingga 83 kilogram.
Dua contoh kasus di atas merupakan gambaran betapa kasus obesitas di Indonesia sudah mengkhawatirkan.
Menurut Data Riset Kesehatan Nasional 2016, sebanyak 20,7% penduduk dewasa Indonesia mengalami kegemukan.
Sementara menurut kajian Global Burden of Diseases 2014 silam, Indonesia menduduki peringkat ke 10 dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia.
Jumlah kasus obesitas pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi obesitas meningkat sejak tiga periode Riskesdas 20,5% (2007) , 14,8% (2013), dan 21,8% (2018).
Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi kita, baik orang dewasa maupun anak-anak untuk mewaspadai obesitas.
Sebenarnya apa itu obesitas?
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, obesitas merupakan “penumpukan lemak yang berlebihan di dalam badan ; kegemukan yang berlebih”.
Penumpukan lemak yang berlebihan membuat bentuk tubuh menjadi tidak ideal. Berat badan pun melebihi normal.
Lalu, bagaimana cara mengetahui kita obesitas atau tidak?
Kita bisa menghitung berat badan ideal, salah satunya dengan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh biasa. Dengan cara ini, kita dapat mengetahui apakah badan kita termasuk ideal, kurus, gemuk atau obesitas.
Caranya adalah dengan menentukan pengukuran berat badan dan tinggi badan, dengan rumus :
BMI = Berat Badan (kg) / [Tinggi Badan (m)]2
Contoh :
Berat badan 63 kg
Tinggi badan 1,69 meter
BMI :
63 / 1,692= 22,06 kg/m2 (Normal)
Jika hasilnya :
<17 masuk kelompok kurus dengan kategori kekurangan berat badan tingkat berat
17 - 18,5 masuk kelompok kurus dengan kategori kekurangan berat badan tingkat rendah
18,5 - 25 masuk kelompok normal
25 - 27 masuk kelompok gemuk dengan kategori kelebihan berat badan tingkat ringan
>27 masuk kelompok gemuk dengan kategori kelebihan berat badan tingkat berat
Sekarang coba Anda hitung berapa BMI Anda, termasuk kurus, normal atau gemuk?
Metode BMI bukanlah satu-satunya cara menghitung berat badan ideal. Masih ada cara-cara lain yang tidak bisa saya tulis satu per satu di sini. BMI saya gunakan sebagai contoh sebab banyak yang menggunakannya sebagai patokan untuk mengukur berat badan ideal.
Bukan hanya pola makan saja, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan obesitas…..
Seperti yang sudah Anda ketahui, kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi dan berlemak menjadi salah satu faktor utama penyebab obesitas. Ditambah lagi, kegiatan fisik sangat kurang.
Seringkali kita tidak mengindahkan kebutuhan kalori yang tubuh kita butuhkan. Ketika jumlah asupan kalori melebihi batas kebutuhan tubuh, akan menimbulkan masalah kegemukan atau obesitas.
Ini karena, tidak semua kalori berubah menjadi energi. Sisanya disimpan menjadi lemak di dalam tubuh. Lemak yang terus menumpuk menyebabkan berat badan terus meningkat dan bahkan menjadi obesitas.
Selain pola makan yang kurang baik, obesitas terjadi karena berbagai faktor lain misalnya :
Kurang aktivitas tubuh
Obesitas banyak terjadi karena tubuh kurang aktif. Ketika konsumsi makanan berkalori tinggi namun aktivitas tubuh kurang, maka bisa menambah berat badan. Aktivitas lebih banyak duduk dan tidur. Jika tubuh kurang aktif, lemak yang disimpan dalam tubuh tidak hilang dan terus menumpuk. Inilah yang mengakibatkan kegemukan atau obesitas.
Faktor keturunan
Faktor keturunan berpengaruh pada penyerapan lemak dan pengubahan lemak menjadi energi.
Faktor usia
Semakin bertambah usia, semakin berkurang fungsi metabolisme tubuh dan massa otot. Ini dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan pada usia tua.
Faktor penyakit
Beberapa penyakit dapat menyebabkan berat badan bertambah, misalnya kekurangan hormon tiroid (hipertiroidisme) dan sindrom Cushing.
Efek samping obat-obatan
Mengonsumsi obat-obatan seperti antidepresan, antipsikotik, antikonvulsan, kortikosteroid, obat diabetes, dan obat penghambat beta dapat menyebabkan berat badan naik.
Kurang tidur
Ketika seseorang kurang tidur, terjadi perubahan hormon, sehingga menambah nafsu makan. Nafsu makan meningkat tentu berbanding lurus dengan bertambahnya berat badan. Berat badan meningkat terus menerus bisa menjadi obesitas.
Kehamilan
Pada saat hamil, wanita membutuhkan asupan gizi dari makanan. Inilah mengapa wanita setelah melahirkan terlihat lebih gemuk. Bahkan, setelah melahirkan pun berat badan sulit turun.
Cara mengatasi obesitas tergantung dari kondisi penderita obesitas
Dalam hal menurunkan berat badan akibat obesitas, perlu program yang baik dan teratur serta dalam pengawasan tenaga ahli seperti dokter endokrin, ahli gizi atau psikiater.
Mengubah pola makan
Mengubah pola makan sangat penting dalam program menurunkan berat badan. Caranya, mengurangi asupan kalori dan menjalankan pola makan sehat. Sebaiknya tinggalkan makanan dan minuman berkalori tinggi.
Konsumsi makanan kaya serat seperti sayuran dan buah-buahan. Kurangi konsumsi makanan dengan kadar garam dan gula tinggi. Jauhi makanan dan minuman dengan pemanis buatan.
Meningkatkan aktivitas tubuh
Mengurangi asupan kalori memang penting. Namun, harus menyertainya dengan kegiatan fisik yang dapat membakar kalori dan lemak dalam tubuh.
Cara yang sangat dianjurkan adalah berolahraga secara rutin dan teratur. Olahraga yang sering disarankan antara lain lari, jogging, jalan cepat, renang dan bersepeda.
Lakukan olahraga secara teratur selama 150 menit hingga 300 menit seminggu, tergantung dari kondisi masing-masing orang.
Selain olahraga teratur, melakukan aktivitas fisik lainnya juga dapat membantu membakar kalori misalnya berkebun, menyapu, bersepeda ke tempat kerja dan lain-lain.
Jika kedua cara di atas belum ampuh, maka sebaiknya segera pergi ke dokter ahli untuk mendapatkan saran dan penanganan lebih baik.
Operasi bariatrik menjadi jalan terakhir jika cara-cara di atas tidak juga berhasil
Pada kasus obesitas parah seperti yang menimpa Titi Wati dan Arya, atau bagi yang sudah mengubah pola makan dan menambah aktivitas fisik namun belum berhasil, maka tindakan operasi menjadi pilihan terakhir untuk menurunkan berat badan. Operasi ini biasa dinamakan operasi bariatrik.
Jenis-jenis operasi bariatrik yang dilakukan, antara lain :
Bypass lambung
Operasi ini bertujuan untuk menyalurkan makanan dan minuman langsung ke usus halus tanpa melewati lambung. Dokter bedah membuat kantong kecil di atas lambung yang terhubung langsung dengan usus halus.
Laparoscopic adjustable gastric banding
Operasi ini bertujuan untuk menahan perluasan lambung dengan cara mengikat lambung.
Biliopancreatic diversion with duodenal switch.
Operasi ini bertujuan mengangkat sebagian lambung, dan memotong ujung lambung serta menyambungkan langsung dengan bagian akhir usus halus. Bagian usus halus yang terpotong akan disambungkan kembali agar empedu dan enzim pencernaan tetap mengalir.
Gastric sleeve
Operasi ini bertujuan membuat lambung menjadi lebih kecil dengan cara mengangkat sebagian lambung.
Melakukan program menurunkan berat badan akibat obesitas tidak bisa Anda jalankan sendiri. Sebaiknya, libatkan keluarga serta dokter ahli agar dapat ikut memantau program diet Anda dengan baik. Yang paling penting adalah niat kuat, komitmen, fokus, sabar serta menikmati proses. Ingat, tidak ada hasil instan. Semua membutuhkan waktu.
Semoga berhasil :)
Disclaimer:
Artikel ini disarikan dari berbagai sumber terpercaya dan hanya bersifat sebagai informasi bukan bahan referensi serta rujukan. Anda sebaiknya mengunjungi ahli gizi atau dokter ahli untuk mendapatkan informasi dan saran penggunaan terbaik mengenai cara menurunkan berat badan akibat obesitas.