Aksara Pasangan Wutuh Dalam Tulisan Bahasa Jawa
Sugêng rawuh para sêdulûr,
Piye kabare?
Setelah Anda mengetahui tentang sandhangan dalam penulisan aksara Jawa, sekarang saya akan membahas tentang aksara pasangan.
Dalam penulisan aksara Jawa tidak dikenal spasi sehingga saat menulis sebuah kalimat mau tidak mau harus disambung. Dan, aksara pasangan menjadi penting peranannya dalam membuat sebuah kalimat bisa dibaca dengan baik dan benar.
Aksara pasangan berfungsi untuk menghubungkan suku kata mati (berakhiran huruf konsonan) dengan suku kata berikutnya (yang berawalan huruf konsonan) kecuali suku-suku kata yang mendapatkan sandhangan panyigêg wanda seperti -h (wignyan), -r (layar), dan -ng (cêcak).
Masing-masing aksara mempunyai aksara pasangan sendiri ada yang peletakannya di bawah aksara atau disambung.
Ada yang bentuknya sama persis dengan aksara asalnya (wutûh), berupa potongan dari aksara asli (tugêlan), atau memiliki bentuk sendiri yang sama sekali berbeda dari aksara asalnya.
Halaman ini khusus untuk mempelajari pasangan wutûh.
Pasangan wutûh merupakan aksara pasangan yang bentuknya sama dengan aksara asalnya dan diletakkan di bawah aksara yang diberi pasangan.
Ada empat macam aksara wutûh yaitu :
1. Aksara pasangan "Rå". Contoh : Mangan roti (Makan Roti)
2. Aksara pasangan "Yå". Contoh : Golèk yuyu (Mencari Kepiting)
3. Aksara pasangan "Gå". Contoh : Dalan gêdhe (Jalan Besar)
4. Aksara pasangan "Ngå". Contoh : Madhêp ngidûl (Menghadap ke Selatan)
Jika Anda baru saja sampai di blog ini dan belum membaca tulisan-tulisan mengenai Bahasa Jawa lainnya, silakan klik di sini.
Semoga bermanfaat.
Maturnuwun :)
Semoga bermanfaat.
Maturnuwun :)